Strategi Mengembangkan Bisnis UX UI Designer Freelance

Posted on

Memulai dan bisnis sendiri sebagai seorang desainer UX UI yang mengembangkan freelance bisa menjadi peluang besar. Di era di mana pengalaman pengguna menjadi pusat perhatian, keterampilan desainer UI/UX sangat dibutuhkan.

desainer ui ux
pinterest.com

Strategi Menerangkan Bisnis Freelance UX UI Designer

Berkarier sebagai UI/UX Designer freelance menawarkan kebebasan bekerja dimana saja. Peluang untuk bekerja dengan berbagai klien dan proyek kreatif juga sangat luas. Namun di sisi lain, persaingan yang ketat menuntut kemampuan tidak hanya dalam desain, tetapi juga dalam mengelola bisnis secara profesional. Berikut beberapa strategi mengembangkan bisnis freelance yang bisa diterapkan.

  1. Portofolio yang Lengkap

Portofolio yang efektif harus bisa menjawab masalah calon klien. Misalnya menampilkan 3-5 studi kasus berkualitas tinggi alih-alih belasan proyek yang biasa saja. Setiap studi kasus harus menceritakan proses lengkap pengerjaan.

Contohnya masalah yang dihadapi, pendekatan, tantangan dan hasil terukur. Gunakan kalimat bermetrik seperti “meningkatkan konversi sebesar 32%” karena ini berdampak lebih kuat daripada sekadar menyatakan “pengguna menyukainya”.

  1. Jejak Digital yang Proaktif

Calon klien sulit menemukan seseorang yang tidak terlihat. Mulailah dengan membangun kehadiran di jaringan profesional yang sudah dimiliki. Gunakan hubungan dari pengalaman kerja sebelumnya atau komunitas yang pernah diikuti untuk memperluas peluang baru.

Secara online, platform seperti LinkedIn sangat bermanfaat untuk membangun koneksi. Percakapan dengan grup UX UI, ikuti diskusi dan bagikan wawasan. Jangan ragu untuk menghubungi orang lain secara profesional, misalnya dengan meminta intro call untuk memperluas jaringan. Sering kali, orang merekrut orang yang mereka kenal, sukai, dan percayai.

Memanfaatkan Platform Freelance dan Job Boards

Platform freelance seperti Upwork, Fiverr dan Fastwork dapat berfungsi seperti roda latihan untuk mendapatkan klien pertama. Kunci untuk menonjolkan di tengah persaingan adalah dengan makna spesifik. Fokus pada bidang tertentu, misalnya dengan menyebut diri sebagai “alur orientasi spesialis desainer UX UI untuk SaaS startup”.

Proses Kerja yang Terstruktur dan Komunikasi yang Jelas

Dalam proses desain, selalu dimulai dengan riset pengguna dan strategi untuk memahami tujuan bisnis klien. Kemudian, lanjutkan ke pembuatan wireframe dan alur pengguna sebelum beralih ke desain UI high-fidelity dan prototipe interaktif.

Batasi revisi menjadi 2-3 kali saja sejak awal untuk mengelola ekspektasi klien dan melindungi waktu kerja. Selama proses ini, seorang desainer UX UI yang Andal akan menjaga komunikasi yang terbuka dan jelas dengan klien.

Work-Life Balance yang Baik

Berdasarkan pengalaman @itslilycameron yang dibagikan di YouTube channelnya, menjadi freelancer harus memiliki kehidupan kerja yang seimbang. Menata meja kerja untuk menciptakan suasana produktif bisa jadi langkah awal. Sebagai desainer UX, sebagian besar waktunya dihabiskan di meja. Namun, sisi positifnya bekerja di rumah dalam bisa pindah kemana saja untuk mengubah suasana. Misalnya berpindah ke sofa untuk bekerja santai sambil menutup hari. Lalu dilanjutkan latihan lari. Ini menunjukkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Perbandingan Gaji UI/UX Designer di Perusahaan dan Freelance

Karier sebagai UI/UX Designer menawarkan pilihan menarik, baik bekerja di perusahaan maupun menjadi freelancer. Keduanya memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri.

Desainer UI/UX di perusahaan mendapat gaji tetap setiap bulan sesuai pengalaman. Pemula biasanya mendapat Rp4,5–9 juta, level menengah Rp7–15 juta dan senior bisa mencapai Rp25 juta atau lebih. Di kota besar seperti Jakarta atau perusahaan multinasional, gaji bahkan bisa menembus Rp60 juta untuk posisi manajerial.

Sementara itu, freelancer memiliki pendapatan yang lebih fleksibel. Di platform seperti Fiverr, tarif per proyek berkisar USD 300–1100 atau sekitar Rp4,8–17,6 juta. Dengan 1–3 proyek per bulan, penghasilannya bisa menyaingi bahkan melebihi gaji karyawan tetap, meski sifatnya tidak selalu stabil.

Menjadi UX/UI Designer freelance berarti mengelola kreativitas sekaligus bisnis sendiri. Keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan desain. Tetapi juga cara membangun citra diri, memperluas hubungan profesional, serta mengatur waktu dan proyek dengan baik. /Fitri